Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang melatih 15.000 guru adaptif untuk mengurangi kekurangan sebanyak 91.000 guru sekolah menengah kejuruan (SMK). Dengan demikian, guru yang di antaranya diambil dari guru matematika dan seni budaya itu akan beralih fungsi menjadi guru produktif dan mengajar di SMK.
Program ini pelatihannya telah dimulai awal Desember 2016 lalu. Guru produktif akan mengajar pada kelompok bidang keahlian seperti maritim, pariwisata, ekonomi kreatif, dan pertanian. "Kami juga akan merekrut guru dari lulusan politeknik. Dua cara tersebut diharapkan mampu menutupi kekurangan guru SMK dengan secepatnya," ujar Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud, Sumarna Surapranata di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Selasa 3 Januari 2017.
Ia menjelaskan, guru adaptif tersebut mengikuti pelatihan selama setahun. Pelatihan diselenggarakan dua kali di SMK sesuai bidangnya dan dua kali di dunia industri dan pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan (P4TK) kejuruan sesuai bidangnya.
"Setelah itu mereka akan mendapat sertifikat keahlian setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi profesi (LSP) dan sertifikat pendidik oleh perguruan tinggi. Mereka pada akhirnya akan mendapat sertifikat (keahlian) ganda," katanya.