Penamaan desa atau kampung selalu mempunyai nilai historis tersendiri. Tak terkecuali deretan desa atau kampung yang ada di Gresik. Nah, salah satu kampung yang mempunyai nama unik ada di daerah Gresik kota di Jalan KH Abdul Karim Gang XII alias Trate. Sudah tahu lokasinya? Anda yang pernah ke pasar Gresik atau ke RSIA Nyi Ageng Pinatih pasti pernah melintasi kampung tersebut.
Namanya Kampung Selusin. Dinamakan demikian karena di daerah tersebut terdapat makam atau pesarean Mbah Buyut sebanyak 12 makam alias satu lusin atau selusin. Simpel bangetkan? Di kampung yang mayoritas dihuni warga asal Madura – ada juga yang dari Jawa – ini memang terdapat 12 makam. Diantaranya makam Mbah Buyut Muniroh (Mbah Cinde) Keturunan Kesembilan Sunan Giri dari Sumenep, Mbah Buyut Datuk, Mbah Dagang, Mbah Buyut Fatimah, Mbah Buyut Hasyim, dan Mbah Buyut Iskandar. Enam makam lain tidak diketahui namanya.
Penyebutan nama kampung juga untuk memudahkan warga mengingat jasa para leluhurnya tanpa harus mengutamakan satu dengan yang lain. Begitu kiranya. Hal tersebut juga dilandasi adanya dua suku yang menjadi penghuni utama kampung tersebut yakni Jawa dan Madura. Karena itu, biarpun berbeda, warga Kampung Selusin tidak membeda-bedakan dan saling menghargai antar tetangga.
Kampung ini juga mempunyai tradisi khas yakni tarian Madura yang biasa disebut tarian Tuk-Tuk Irama Samudera atau kentrungan. Disebut begitu karena alat yang digunakan dalam tarian ini menimbulkan bunyi “tuk-tuk”. Alatnya terbuat dari kayu, namun ada juga yang terbuat dari besi dan logam.
Tambahan info, di daerah tersebut ada juga gang kecil yang diberi julukan “Kampung Setengah Lusin” sebab gang kecil itu hanya terdapat enam rumah. Weleh-weleh, bisa saja menamainya. Sekian informasi seputar asal usul desa atau kampung di Gresik. Semoga bermanfaat.
(sumber: Buku “Sang Gresik Bercerita” PT Smelting dan Mataseger, 2014 dengan penyesuaian)