Betul bahwa pendidikan formal memberikan
banyak manfaat kepada para calon pemimpin atau calon orang terkemuka, tetapi
pelajaran yang mereka peroleh dari pendidikan formal tidak selalu dapat
diterapkan dimasyarakat tempat mereka menjadi pemimpin atau jadi orang terkenal
dikemudian hari.
Kenyataan bahwa disekolah
dan di perguruan tinggi, orang hanya ”mempelajari” teori, sedangkan
dimasyarakat, orang betul betul belajar untuk hidup melalui beraneka ragam
pengalaman.
Pengalaman semacam inilah
yang menghasilkan orang orang terkemuka, termasuk pemimpin sosial dan politik.
Orang orang terkemuka dan pemimpin pemimpin itu lahir dari hal hal yang mereka
pelajari dimasyarakat.
Sudah diketahui oleh
semua orang bahwa pendidikan formal itu penting. Akan tetapi, apakah seseorang
akan menjadi pemimpin sosial atau pemimpin politik yang bagus pada kemudian
hari tidak selalu ditentukan oleh pendidikan formalnya. Diyakini bahwa
pengalaman juga menjadi faktor penentu untuk menuju kesuskesan.
Dengan demikian, jelaslah
melalui pendidikan formal orang hanya mermpelajari cara belajar, bukan cara
menjalani hidup meskipun pendidikan formal diperlukan, pendidikan formal bukan
satu satunya jalan yang dapat ditempuh oleh setiap orang untuk menuju puncak
kesuksesanya.
Sekedar menyebut contoh
orang terkemuka atau pemimpin sosial dan politik, kita dapat menun jukkan
beberapa nama. Alm adam malik, konon ia hanya menyelesaikan jenjang pendidikan
dasar tertentu, diangkat menjadi wakil presiden Indonesia bukan karena
pendidikan formalnya, melainkan karena kapasitas yang ia dapatkan dari belajar
secara otodidak. Alm hamka adalah contoh pemimpin yang lahir dari caranya
belajar sendiri. Ia juga menjadi pemimpin agama dan sastrawan terkenal
sekaligus karena pengalaman belajar pribadinya, bukan karena pendidikan
formalnya yang tinggi. Bahkan, Einstein tidak mempunyai reputasi pendidikan
formal yang bagus, tetapi melalui usahanya untuk belajar dan melakukan
penelitian sendiri dimasyarakat, ia terbukti menjadi ahli fisika yang sangat
termasyhur didunia.