20 November 2016

Asal Usul Desa Ngepung, Kedamean


Namanya Desa Ngepung. Desa ini berada di wilayah Kecamatan Kedamean dan berada di jalan utama Gresik – Krian. Nama desa yang berbatasan dengan Desa Karangandong, Mojosarirejo, dan Wedoroanom (Driyorejo) ini mempunyai kisah yang menarik.
Cerita ini berawal dengan gugur Syahidnya pembela agama Islam bernama Sahid Fisabilillah. Beliau ditugaskan sang Sunan melakukan pembinaan syariat Islam di daerah tersebut.
Kedatangan para Santri disambut dengan suka cita oleh penduduk kampung. Pada pagi hari ketika para Santri memberikan pelajaran Syariat Islam kepada para warga selepas sholat subuh. Pasukan Majapahit datang dalam jumlah besar. Pasukan tersebut langsung mengepung desa dalam barisan yang rapat. Kepanikan melanda seluruh kampung. Wanita dan anak-anak disembunyikan. Kaum laki-laki segera bergabung dengan santri Giri.
Salah seorang santri memberikan pengarahan tentang strategi yang akan digunakan, maka para santri dan penduduk segera membentuk barisan pertahanan di balik pohon dan semak-semak yang mengintari desa. Melalui satu komando, secara serentak pasukan berkuda Majapahit menderap maju dalam laju yang kencang dan pedang terhunus. Strategi Santri Giri nampaknya berhasil. Jerit kesakitan dan kematian melengking dari mulut ke mulut pasukan Majapahit. Melihat situasi tersebut pimpinan pasukan berkuda memerintahkan segera mundur. Sorak kemenangan beserta takbir berkumandang.

Namun penduduk desa itu pun sadar bahwa pasukan Majapahit belum sepenuhnya dapat mereka kalahkan. Ternyata benar dugaan mereka, tiba-tiba anak panah datang berseliweran menembus apa saja yang berada di depannya. Beberapa penduduk terkena anak panah. Kini Santri Giri menghadapi pasukan Majapahit yang jumlahnya 30 kali lipat lebih besar tanpa bantuan penduduk desa. Sejenak muncul kecemasan di wajah Santri Giri. Namun kecemasan tersebut hilang dan berganti keberanian manakala salah seorang dari mereka meneriakkan takbir. Disongsongnya pasukan majapahit yang datang mengepung  dari seluruh arah. Jumlah yang tak berimbang tersebut menyebabkan Santri Giri dalam sekejap telah gugur sebagai Syahid. Nach dengan peristiwa tersebut kemudian desa itu kini dinamai DESA NGEPUNG  (terkepung gitu)