Morowudi terletak berdekatan dengan pusat kecamatan Cerme (±3 km arah selatan). Desa ini cukup ramai karena berada di jalan utama Cerme. Desa ini berbatasan dengan Desa Iker-Iker, Boboh, Putar Lor, Sukoanyar, dan Guranganyar.
Penamaan desa ini berkaitan dengan era sebelum Indonesia merdeka. Ketika itu, Belanda pada suatu daerah yang belum banyak penduduknya (sekitar 10-15 rumah doang). Dengan kedatangan penjajah ke daerah ini, para penduduk merasa ketakutan dan akhirnya mereka semua mengungsi ke daerah barat yaitu Mantup, Lamongan, Metatu, dan sekitarnya.
Untuk merebut daerah ini penjajah menjadikan Moro sebagai markas besar mereka dan sekarang markas itu menjadi sekolah “Muhammadiyah“. Untuk melancarkan aksinya penjajah menjadikan salah satu penduduk daerah ini untuk menjadi lurah dari Belanda. Tapi lurah Belanda (Pak Tasmo) tak sepenuhnya berpihak pada Kompeni, tapi juga berpihak pada daerah ini. Apa yang direncanakan pasti Pak Tasmo memberi tahu rencana tersebut kepada para penduduk dan tentara yang membantu penduduk daerah ini untuk mengusir Belanda.
NICA menjajah daerah ini mulai dari bagian Timur ke Barat. Karena itu, penjajah dikepung oleh sekelompok tentara dan pasukan para ulama “Qisbulwaton” dari daerah Mojokerto, Pasuruan ,dan sekitarnya. (yang sekarang daerah itu bernama Dusun Ngepung). Melihat kalo mereka telah dikepung, penjajah tidak melanjutkan ke daerah bagian Barat melainkan kembali lagi ke daerah bagian Timur dan al hasil di daerah bagian Timur juga sudah di kepung, akhirnya penjajah tidak bisa berkutik lagi alias berdiam diri di daerah tersebut. (sekarang disebut Dusun Tandegan).
Kemudian penjajah berpikir atau bersiasat bagaimana caranva untuk keluar dari daerah ini dan penjajah menemukan sebuah daerah yang sangat terpencil, akhirnya mereka melarikan diri dengan lari terbirit-birit. (sekarang disebut Dusun Ngebret )
Jadi, kata “MORO” itu berasal dari kedatangan penjajah, sedangkan kata “ WUDI “ itu diartikan Belanda mencari kedudukan. Morowudi terdiri atas 5 Dusun diantaranya yaitu Morowudi Wetan, Morowudi kulon, Ngepung, Tandegan, dan Ngebret.