22 October 2016

Permainan Tradisional (80 - 90an) Bagian 1

            Ketika era teknologi berkembang pesat, kita tentu menjadi bagian di dalamnya. Bermain gadget, PS, dll adalah kebiasaan masa kini. Hal itu tentu berbeda dengan ero tempo doeloe ketika orang tua kalian menjalani masa anak-anaknya. Berikut ini penulis sajikan sebagian dolanan tenar tempo doeloe tapi tidak lawas banget (1980 - 1990an) ala Jawa Timur, khusunya Gresik. Permainan-permainan itu menurut musimnya. Kata saya dulu (pas cilik) iki wayahe dulinan opo? (Ini waktunya bermain apa?)
1         Perang-perangan
Terinspirasi dari perang gerilya, permainan ini berupa dua tim yang berperang dengan senjata sebatang kayu/pelepah pisang dibentuk pistol. Kedua kubu sembunyi. Yang lebih dulu ucapkan dor ketika tahu lawannya, maka lawannya dinyatakan kalah. Jujur bangetz kan?
2         BĂȘntĂȘngan
Yang ini juga serupa dengan perang-perangan. Kedua kubu saling tangkap. Ukurannya adalah yang terakhir megang benteng berhak menangkap lawan. Sanderaan di bawah ke benteng. Tim Kalah jika benteng yang dipunya berhasil diduduki (dipegang) oleh lawan. (dulu kok bisa sepakat gitu ya?)
3         Karetan
Permainan ini beradu kelihaian melempar bendel karet yang dipunya pada tancapan segitiga berganda (1 – 6). Jika lembaran kita nyangkut, maka dikalikan sesuai deretnya oleh bandar. Jika tidak, menjadi milik bandar. Bandar dilakukan secara bergantian ketika lawan berhasil memperoleh sangkutan. Karet biasanya ditumpuk dalam jumlah tertentu (agar berat), diikat, lalu dilemparkan ke tancapan segitiga.

4        Nggelas benang untuk layang-layang
Bermain layang-layang memang masih ada sampai sekarang. Yang hilang adalah moment nggelas atau menjadikan benang kita kuat. Caranya dengan membeli benang/senar nongelasan. Benang tersebut diolesi racikan dengan beragam campuran yakni ancur, pecahan kaca, air, dll. Lalu benang/senar dijemur dengan membentangnya, bisa di pohon atau pagar rumah.

5         Roko’an (Bungkus Rokok jadi uang)
Ini bukan merokok loh kawan. Ini adalah permainan lempar batu dengan modal rokok. Awalnya setiap peserta uduh lalu secara bergiliran melempar batu. Bungkus rokok yang keluar menjadi hak miliknya. Yang hebat, setiap bungkus rokok ada harganya dan dilipat sedemikian rupa. Rusak tidak berlaku. Ada kesepakatan tak tertulis misalnya Rp 1000 (maaf tidak promo) ialah gudang garam, Rp 10.000 (wismilak, bokormas), 100.000 (marlboro), dll. 

5         Klingsian (Adu kuat biji asam)
Yang ini ketika musim buah asam tiba. Adu kuat isi biji klungsu ini dengan cara mengasah biji sampai tersisa separuh lalu ditempel pada pecahan ubin/keramik/kaca. Hasil tempelan pun diadu. Milik siapa yang lepas dialah yang kalah. Proses penempelan “haram” menggunakan lem (kok bisa sepakat) tetapi bahan alami misalnya putih telur, air liur, getah pohon, dll. Agar rekatnya kuat, biasanya diganjal di bawah kursi, dipan, dsb agar kuat. Wuih hebatkan kawan?

5         Patil Lele (Pate Lele)
Yang ini cukup populer di berbagai daerah yakni permainan 2 buah tongkat. Tongkat pendek ±10cm yang disebut Patil (untuk dipukul) dan tongkat panjang ±40cm(pemukul). Sebelum bermain, lubang tanah sepanjang 8cm dibuat. Yang berbeda dengan daerah lain adalah bentuk hukuman. Kalau di desa asalku (Bedanten, Bungah) berupa arak-arakan yang kalah dengan menggigit patil sambil diteriaki asu nyokot balong. Penentuan jarak berdasarkan pukulan pemain yang menang. Kalau pesertanya 10 dengan masing-masing 10 pukulan, bisa 500m lebih jaraknya.

6        Boian atau Sembegan
Yang ini adu lihai menjatuhkan/menyusun kembali pecahan genteng. Bentuknya macam-macam, ada yang tim ada yang mandiri. Dulu saya paling sering yang tim. Peserta dibagi menjadi dua grup. Satu grup bertugas menjatuhkan lalu menyusun kembali. Grup lain menangkap lawan dengan melempar bola ke tubuh – kepala tidak dihitung (kena berarti tak boleh ikut menyusun). Permainan ini biasanya buyar ketika sudah ada yang nangis karena terkena lemparan bola terlalu kencang. Seru kan?


7.         Pande batu (kira-kira ini namanya)
Permainan ini memanfaatkan batu sebagai sarananya. Caranya, batu – dengan ukuran agak besar dan dipilih yang rata – diletakkan di atas punggung telapak kaki. Sambil jungkit (berjalan satu kaki) pemain mengarah ke tujuan lalu dilemparkan. Di bagian tujuan biasanya ada bungkus rokok, gambar, dll. Jika bungkus rokok dll keluar lingkaran, menjadi hak milik pemain. Jika batu jatuh sebelum dilempar, pemain tidak berhak melanjutkan permainan