20 November 2016

Asal Usul Desa Bunderan, Sidayu

Desa untuk Persatuan

Desa Bunderan (beda sama Bunder lho) merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Sidayu. Bunderan merupakan desa yang terdiri dari 3 Pedukuhan/dusun, yaitu dusun Buyungan, dusun Pelawean, dan dusun Ngablak.  Tiga nama dusun tersebut dilatar belakangi oleh Pekerjaan/aktivitas yang berbeda-beda.
Yang pertama Dusun Buyungan. Dusun ini merupakan pusat pembuatan kerajianan dari tanah liat (lempong). Dulu, hampir semua penduduk di dusun ini berprofesi menjadi pengrajin tanah liat. Nah,  jika mau mengambil air di telaga rambit (satu-satunya sumber air saat itu) mereka menggunakan Buyung (tempat/alat untuk mengambil air yang terbuat dari tanah liat). Dari kata ‘buyung’ tersebut akhirnya dusun ini terkenal dengan nama buyungan. Namun tidak hanya memproduksi buyung saja, dusun ini juga memproduksi cobek, ulek-ulek, genuk (untuk menyimpan persediaan air), padasan (tempat air wudhu), jambangan (bak mandi), kemaron (wadah cuci baju/piring), dan lain-lain. Sayangnya, kini pengrajin tahan liat di dusun ini kian habis, karena faktor regenerasi.
Kedua, dusun Pelawean yang berasal dari kata ‘Lawe’ berarti benang. Jadi dulunya, hampir semua warga dusun ini menghasilkan barang yang berbahan dasar benang seperti, sarung tenun, kain, hingga batik. Namun karena alasan yang sama seperti dusun buyungan, kini pengrajin-pengerajin tersebut sudah punah, dan tidak tersisa satupun. Sekarang dusun ini lebih dikenal dengan pembuatan kerupuk ikan. Kerupuk ikannya gurih, dijamin ketagihan!
Dusun yang terakhir yakni dusun Ngablak. Kata Ngablak berasal dari kata “Ngeblak” yang memiliki arti yang kurang baik, yaitu perempuan penghibur/tuna susila. Jadi dulunya, dusun ini jadi tempat hiburan-hiburan gitu. Tapi tenang sobat, ketika Islam mulai masuk ke Gresik, terutama di Sidayu, dusun yang awalnya kagak bener ini berangsur-angsur membaik, dan para tuna susila berpindah ke tempat lain. Kini, dusun ini terkenal dengan pembuatan pande besi yang memproduksi alat-alat pertanian.

Nah, kurang lebih abad ke-11, kepala dari 3 dusun tersebut melakukan perundingan untuk bersatu dan membentuk sebuah desa.. dan nama BUNDERAN akhirnya dipilih, yang bermakna mbunder atau satu kesatuan yang bulat. Hal tersebut selaras dengan tujuan 3 dusun tersebut di awal perundingan.