Selamat datang di Negeri SMK
Mengapa harus SMK? Itu mungkin pertanyaan yang bertebaran di benak siswa yang baru lulus SMP/MTs ketika disodori informasi (baik oleh orangtua, teman, atau yang lain) pilihan jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, paradigma STM itu sama dengan SMK – yang sebagian ortu masih menganggap seperti itu – jelas menjadikan peserta didik yang hendak memilih jenjang SMK sebagai titian berikutnya menimba ilmu penuh dengan pertimbangan.
Selamat datang di SMK, selamat datang di negeri yang diciptakan dengan berbasis keahlian dan keterampilan, sebuah kawah candradimuka yang berikrar Siap Kerja, Cerdas, dan Kompetitif. Itulah ungkapan awal kami kepada siswa kelas X yang telah memastikan diri menjadi bagian dari Negeri bertitel SMK. Tentu jenjang ini adalah pilihan. Bisa Anda sendiri yang memilih bisa pula Anda memilih atas saran/arahan/bahkan ajakan teman. Tak apalah. Toh sekarang, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau (saya harap harus mau) Anda adalah siswa SMK, bukan SMA atau MA.
SMK mempunyai kepanjangan Sekolah Menengah Kejuruan. Itu berarti ada deretan jenis kompetensi keahlian yang bisa dipilih sesuai dengan minat dan potensi yang dimiliki. Lagi-lagi berkaitan dengan minat dan potensi. Sebuah istilah yang kadarnya belum bisa dipastikan keabsahannya memang. Bisa jadi ada saja (semoga tidak ada) siswa yang “terlanjur” ada di kompetensi tertentu meskipun awalnya ingin berada di jurusan yang lain. Selain itu, umumnya siswa masih buta atau buta sebagian terkait kompetensi yang dipilih.
Jika Anda berada dalam posisi tersebut, sebaiknya Anda mulai meyakini kompetensi keahlian yang dipilih sebagai pilihan terbaik. Memang tidak akan bisa secepat membalik telapak tangan, semua membutuhkan proses. Penulis dulu juga pernah “terlanjur” ada di satu jurusan yang bukan pilihan utama. Namun, Alhamdulillah dapat survive dan menekuni dengan baik jurusan “terlanjur” tersebut dengan sepenuh hati.
Kembali kepada pertanyaan, Mengapa Harus SMK? Bukan SMA atau MA. Secara jenjang, SMK dan SMA/MA berada di level yang sama. Hanya saja, ada perbedaan mendasar menimba ilmu di dua jenjang pendidikan tersebut. Perbedaan tersebut akan sangat dirasakan selama proses pembelajaran.
Di SMK, selain Anda mendapatkan mata pelajaran wajib A dan B yang secara kurikulum sama persis dengan yang di SMA, mata pelajaran C1 (mapel dasar bidang keahlian), C2 (mapel dasar program keahlian), dan C3 (mapel sesuai paket keahlian) juga akan didapatkan. Jenis mapel berlabel C akan disesuaikan dengan Bidang keahlian dan kompetesi keahlian yang Anda tekuni. Di SMA memang ada jenis ini semisal penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Namun, hal tersebut jelas berbeda dengan kategorisasi mapel di SMK.
Selain hal tersebut, di SMK ada sederet kegiatan berbasis keterampilan dan kompetensi guna memperoleh skill di bidangnya semisal Kunjungan Industri, Praktik Industri, dan praktik keahlian. Kegiatan berbasis pembelajaran tersebut dirancang guna membekali siswa menjadi tenaga kerja yang cerdas, terampil, dan kompetitif. Praktik Industri misalnya. Pada momen tersebut, siswa merasakan dan mengalami secara langsung dunia usaha/kerja sesuai dengan kompetensi keahlian yang diampuh. Ini bisa jadi momen terbaik siswa bisa menimba ilmu riil tentang bidannya, bukan sekadar berteoretis belaka.
Yang lebih istimewa lagi, di SMK juga terdapat BKK (Bursa Kerja Khusus) yang menjadi kawah penyaluran tenaga kerja lulusan SMK. Itu artinya sekolah juga memberikan informasi seluas-luasnya tentang lowongan pekerjaan yang tersedia bahkan tak jarang pihak industri melakukan perekrutan secara langsung di sekolah.
Eits, jangan salah, di SMK siswa juga bisa bercita-cita melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi melalui berbagai jalur semisal bidik misi. Tentunya jalur tersebut diperuntukkan bagi siswa berprestasi tapi kurang mampu secara finansial. Artinya, peluang lulusan SMK untuk bisa melanjutkan ke jenjang perkuliahan tetap terbuka. Tentunya hal tersebut harus didukung dengan pemilihan jurusan di kuliah yang tepat, baik secara minat maupun secara peluang.
Jadi, selamat datang di negeri SMK. Jangan menyesal telah memilih SMK sebagai jenjang pendidikan. Nikmati setiap kegiatan pembelajaran yang telah disusun sedemikian rupa demi keberhasilan Anda. Jangan gampang mengeluh dan berputus asa. Semoga kelak, ketika Anda lulus, ada bentang kesuksesan yang menyapa dan menyertai perjalanan hidup Anda. SMK Bisa! (Aluk, 3/8)