20 April 2012

Pendidikan Karakter Ala Anak Kampung: Membuat Mainan Sendiri

Apakah mainan dalam gambar di atas adalah mobil?

Gambar tersebut diambil di dusun Mangaran Desa Sukamakmur Kec Ajung, Jember. Sebuah mainan yang sangat sederhana. Terbuat dari lapisan pohon pisang (debog dalam bahasa Jawa) sebagai badan mobil. Silinder terbuat dari ranting pohon bambu dan roda terbuat dari kayu yang berbentuk silinder.

Apa istimewanya mainan tersebut?
Dari segi desain, kekuatan dan daya jual sama sekali tidak ada.
Karena hanya terbuat dari debog maka usia maksimal mainan tersebut mungkin hanya dua hari. 
Pada hari ketiga badan mobil tersebut pasti sudah layu kemudian mengering.
Mobil-mobilan tersebut hanya bisa ditarik ke sana ke mari tanpa bisa dinaiki. Karena memang sangat sederhana.

Tapi, mobil-mobilan tersebut lebih istimewa dibanding mobil-mobilan produksi pabrik-pabrik. Kenapa? Karena merupakan hasil kreasi dan usaha anak-anak. Mobilnya memang tidak istimewa tapi proses memiliki mobil-mobilan itu sangat istimewa.

Untuk memiliki mobil tersebut, seorang anak harus berusaha. Mulai dari mengumpulkan bahan (kayu, pohon pisang, ranting bambu), kemudian merangkai, memotong, mengukur, melubangi sedemikian hingga sampai menjadi bentuk demikian. Proses membuatnya telah menjadi permainan yang mengasyikkan. Ini masih belum memainkan sudah merasa bahagia. Kalau sudah jadi dan siap dimainkan bersama teman-teman maka kebanggaan akan muncul. Ini mobil buatan sendiri.

Berbeda dengan mainan yang dijual di toko-toko. Usaha yang dilakukan seorang anak sangat mudah. Tinggal merengek bahkan menjerit-jerit jika perlu untuk minta dibelikan kepada orang tua.
Membuat mainan adalah salah satu pendidikan karakter yang hebat! Bagaimana harus berusaha, bagaimana berkreasi dan bagaimana berhemat. Jadi, karakter anak kampung seharusnya lebih mantap karena hampir semua mainan yang dimiliki harus membuat/dibuatkan (oleh orang tua). Setidaknya dengan mengetahui proses pembuatannya, seorang anak akan mengerti bagaimana pentingnya bekerja dan berusaha.

Dalam arti yang lebih luas, dengan membuat mainan sendiri meskipun bentuknya sangat jelek sekalipun. Lebih berguna karena mendidik anak untuk menjadi pembuat bukan sekedar pemakai. Jika ingin maju, anak Indonesia harus membuat mainan sendiri jangan hanya menjadi konsumen! Indonesia pasti bisa!