Ditulis oleh Rahma Lia
IBU, sebuah kata yang simpel tapi berarti banyak hal.sosok ibu adlh sosok yang paling dekat dalam keseharian kita,sosok yang paling berperan membentuk kepribadian kita.IBU adalah orang yang mengandung, melahirkan dan membesarkan kita dengan segala pengorbanan. Tanpa mengecilkan peran ayah dalam keluarga, tulisan ini saya buat untuk almarhum kedua IBU saya. Ya saya pnya dua ibu,dua sosok prmpuan hebat dalam hidup saya.
Ibu kandung saya wafat ketika saya masih berusia enam tahun.Beliau wafat ketika melahirkan adik laki-laki saya. Dulu saya sering bertanya pada Tuhan knp ibu saya dipanggil begitu cepat, sekarang dengan segala pemahaman dan pengalaman hidup saya yakin kalau ibu kandung saya telah mendapat tempat yang layak disisi-Nya seperti yang dijanjikan dalam Al-Qur'an. Sayangnya saya tidak punya selembarpun fotonya sekedar untuk membandingkan apakah wajah saya mirip dengannya atau apakah rambut saya sepertii rambutnya.
Tidak ada sekelumitapun bayangan dibenak saya seperti apakah wajah ibu kandung saya. Yang saya ingat hanya bagaimana rintihan dan erangan kesakitannya ketika melahirkan dan akhirnya membuatnya kehilangan nyawa. Lalu saya dibesarkan oleh seorang ibu tiri. Jika banyak pendapat bahwa ibu tiri adalah sosok yang kejam, itu tidak berlaku untuk ibu saya. Umi, begitu saya dulu memanggilnya, adalah seorng perempuan hebat.Beliau telah mengorbankan hidupnya untuk mmbesarkan empat orang anak.Dari Umilah saya belajar nilai hidup.
Umi saya adalah seorang pendongeng yang hebat, sampai sekarang saya selalu merindukan berada dalam pelukan dan belaian hangatnya smbil mendengarkan dongeng hingga saya tidur. Umi adalah orang yang telah menanamkan nilai apa yang baik dan apa yang buruk dalam hidup saya. Orang yang selalu cerewet menyuruh saya untuk sholat dan belajar mengaji, orang yang selalu mengingatkan saya agar makan tepat wktu dan menghabiskan susu yang sudah dibuatnya. Dulu saya sering kesal dengan kecerewetannya tapi sekarang justru itulah yang paling saya ingat dari Umi.
Dulu saya sering mengabaikan nasehat dan larangannya tanpa menyadari bahwa itu untuk kebaikan saya sendiri. Saya ingat bahkan saya pernah dikurung dikamar karena ngotot ingin menonton pertandingan final piala dunia tengah malam ketika kelas tiga SD sedangkan umi saya melarang karena besoknya saya harus ujian kenaikan kelas.Sayapun menangis didalam kamar dan akhirnya umi saya masuk lalu menggendong saya keruang tengah untuk menonton pertandingan itu.Sekarang saya hanya bisa tertawa ketika mengingat semua kenakalan saya.
Karena itu bagi anda yang msh memiliki ibu sayangi dan berbaktilah kepada ibu anda selagi sempat, ingatlah bahwa surga ada dibawah telapak kaki ibu. Jika anda sudah tidak memiliki ibu,berdoalah untuknya, bersedekahlah atas namanya dan ziarahilah kuburnya karena salah satu amal yang tidak akan putus adalah doa anak yang soleh. Saya merasa bangga karena tidak semua orang punya dua ibu, sayapun mendoakan dan mencintainya dengan sama besarnya. Meskipun saya hanya tahu wajah ibu tiri saya.