Tulisan ini tentang sebuah buku yang sangat spesial buat saya. Buku yang sampai saat ini belum saya temukan bandingannya. Judul buku ini "ANAK BAJANG MENGGIRING ANGIN" ditulis oleh seorang Nasrani kelahiran Batu Malang. Inti ceritanya adalah kisah pewayangan Ramayana yang mungkin tidak asing bagi masyarakat Jawa atau Sunda, yang membuat buku ini berbeda adalah tata bahasa yang diinginkan yang banyak memakai perumpamaan seperti alegori atau hiperbola. Tata bahasa buku ini sangat indah sekaligus puitis dan ritmis.
Saya pertama kali kenal buku ini ketika masih duduk dibangku kelas 2 SMK, hampir 12 tahun yang lalu. Tapi sampai sekarang ada banyak kata-kata dalam buku ini yang belum saya pahami artinya karena ditulis dalam bahasa pewayangan. Saya jatuh cinta pada buku ini ketika pertama kali membacanya. Tidak pernah terbayang sebelumnya bahwa ada buku yang bisa menggambarkan kecantikan dan keanggunan seorang perempuan dengan sampurna dan sama sekali tidak berkesan porno dan melecehkan. Berikut saya kutip beberapa kalimat dari buku tersebut :
"Sinta seramping seberkas cahaya ilahi yang memancar dari mata asamaara dewa surya. Kata-katanya merdu bagai suara embun yang malas jatuh dari pucuk daun kembang-kembangan. Bunga pudak hutan buru-buru memperelok diri ketika iri menyaksikan betis dewi sinta yang menyala seperti bianglala dan bunga-bunga angsoka itu lebih memilih mati daripada harus disingkirkan dari buah dadanya yang bundar laksana sepasang matahari senja yang terbelalak dirayu asamaara ketika menyaksikan bulan sedang mandi”. Diantara maraknya karya sastra kontemporer, buku ini menjadi karya sastra klasik yang memikat.
Cerita ramayana dengan dewa dewinya memang identik dengan latar belakang dan budaya Hindu, tapi cerita ini justru ditulis oleh Sindhunata yang seorang Jawa Nasrani. Hal ini membuat saya berpikir bahwa nilai kebaikan dan humanisamae mampu melewati batas agama dan bahwa semua agama pada dasarnya mengajarkan kebaikan bagi penganutnya. Buku ini merefleksikan kedalaman spiritual dan pemahaman hidup sang penulis terlepas dari apapun kepercayaan yang dianutnya. semoga kitapun bisa belajar dari buku ini agar bisa membuat dunia yang lebih baik. salam dari penulis.